Minggu, 08 April 2012

METODOLOGI PENELITIAN SEJARAH DAN HISTORIOGRAFI MODERN

OLEH : Iyus Jayusman, Drs., M.Pd.


            Ada dua jenis tulisan sejarah sebagai berikut:
I.     Tulisan sejarah yang bersifat “no problem Oriented”. Artinya, karya sejarah yang isi tulisannya tidak berorientasi kepada pemecah masalah, atau tidak bersifat problem solving. Karya tulis sejarah seperti ini, gaya penulisannya bersifat kronologis, deskriptif, tidak kritis dan apa adanya. Karya tulis sejarah jenis ini pada dasarnya hanya menjawab 4 pertanyaan pokok sebagai berikut:
            1.    What
            2.    Who
            3.    When
            4.     Where
Karya tulis sejarah jenis yang ke-1 ini, dalam paparan tulisannya sama sekali tidak memakai konsep dan teori yang diambil/dipinjam dari disiplin ilmu sosial lainnya. Jadi karya tulis jenis ini didalamnya sama sekali tidak pernah melakukan analisis terhadap problem-problem yang melatarbelakangi, melingkupi lahirnya suatu peristiwa sejarah. Jenis sejarah yang ke-1 ini disebut sejarah Konvensional. Sejarah konvensional ditulis seperti karya novel sejarah.

II.   Tulisan sejarah yang bersifat “problem oriented”. Artinya, karya tulis sejarah yang isi tulisannya ber-orientasi kepada pemecahan masalah atau bersifat “problem solving”. Karya tulis sejarah jenis ke-2 ini sangat keritis dan ilmiah serta didasarkan kepada suatu pendekatan metode yang “multidimensional approach and interdisipliner approach”. Artinya penelitian terhadap suatu peristiwa, dimana peristiwa tersebut diteliti dengan melibatkan/bantuan dari disiplin ilmu sosial lainnya (politik, sosiologi, ekonomi, psikologi, dll). Artinya ketika seorang sejarawan melakukan penelitian, dalam memecahkan suatu masalah dibantu dengan meminjam konsep dan teori yang ada dalam ilmu sosial lainnya. Karya tulis sejarah jenis ke-2 ini biasanya harus menjawab 6 pertanyaan pokok sebagai berikut:
            1.      What
            2.      Who
            3.      When
            4.      Where
            5.      Why
            6.      How
Karya tulis sejarah jenis ke-2 ini disebut karya sejarah modern.
Catatan: Historiografi nasional/modern harus ditulis didasarkan kepada karya tulis sejarah jenis ke-2 ini. Historiografi nasional/modern diharapkan bias menjadi pengganti karya historiografi kolonial yang sifat tulisannya berpihak kepada kepentingan kolonial.
Contoh karya sejarah jenis yang kedua ini seperti yang ditulis oleh diantaranya sebagai berikut:
1.      Teuku Ibrahim Alfian, dalam menulis sejarah Perang Aceh, guna memperdalam kajiannya       memakai/meminjam teori “collective behavior” dari Smelser.
2.      Van Leur, dalam meneliti masuknya Hindu ke Nusantara, ia memakai/meminjam teori “Ideal type” dari Max Weber. Berdasarkan teori tersebut, Van Leur berpendapat, bahwa hindu masuk ke nusantara dibawa oleh para Brahmana, jadi bukan dibawa oleh para pedagang. Alasannya tidak ada                   bukti pusat kekuasaan hindu berlokasi ditepian pesisir pantai.

     TUGAS INDIVIDU :

            1.           Harus menentukan topik masalah dan berikan judul kepadanya.
            
            2.         Tentukan sumber-sumber yang terkait dengan tema masalah 
                     tersebut, tentu saja sumber-sumber yang memiliki validitas yang
                     tinggi.
METODOLOGI PENELITIAN SEJARAH DAN HISTORIOGRAFI MODERN

OLEH : Iyus Jayusman, Drs., M.Pd.


            Ada dua jenis tulisan sejarah sebagai berikut:
I.   Tulisan sejarah yang bersifat “no problem Oriented”. Artinya, karya sejarah yang isi tulisannya tidak berorientasi kepada pemecah masalah, atau tidak bersifat problem solving. Karya tulis sejarah seperti ini, gaya penulisannya bersifat kronologis, deskriptif, tidak kritis dan apa adanya. Karya tulis sejarah jenis ini pada dasarnya hanya menjawab 4 pertanyaan pokok sebagai berikut:
            1.    What
            2.    Who
            3.    When
            4.     Where
Karya tulis sejarah jenis yang ke-1 ini, dalam paparan tulisannya sama sekali tidak memakai konsep dan teori yang diambil/dipinjam dari disiplin ilmu sosial lainnya. Jadi karya tulis jenis ini didalamnya sama sekali tidak pernah melakukan analisis terhadap problem-problem yang melatarbelakangi, melingkupi lahirnya suatu peristiwa sejarah. Jenis sejarah yang ke-1 ini disebut sejarah Konvensional. Sejarah konvensional ditulis seperti karya novel sejarah.

II.   Tulisan sejarah yang bersifat “problem oriented”. Artinya, karya tulis sejarah yang isi tulisannya ber-orientasi kepada pemecahan masalah atau bersifat “problem solving”. Karya tulis sejarah jenis ke-2 ini sangat keritis dan ilmiah serta didasarkan kepada suatu pendekatan metode yang “multidimensional approach and interdisipliner approach”. Artinya penelitian terhadap suatu peristiwa, dimana peristiwa tersebut diteliti dengan melibatkan/bantuan dari disiplin ilmu sosial lainnya (politik, sosiologi, ekonomi, psikologi, dll). Artinya ketika seorang sejarawan melakukan penelitian, dalam memecahkan suatu masalah dibantu dengan meminjam konsep dan teori yang ada dalam ilmu sosial lainnya. Karya tulis sejarah jenis ke-2 ini biasanya harus menjawab 6 pertanyaan pokok sebagai berikut:
            1.      What
            2.      Who
            3.      When
            4.      Where
            5.      Why
            6.      How
Karya tulis sejarah jenis ke-2 ini disebut karya sejarah modern.
Catatan: Historiografi nasional/modern harus ditulis didasarkan kepada karya tulis sejarah jenis ke-2 ini. Historiografi nasional/modern diharapkan bias menjadi pengganti karya historiografi kolonial yang sifat tulisannya berpihak kepada kepentingan kolonial.
Contoh karya sejarah jenis yang kedua ini seperti yang ditulis oleh diantaranya sebagai berikut:
            1.      Teuku Ibrahim Alfian, dalam menulis sejarah Perang Aceh, guna memperdalam kajiannya        
                  memakai/meminjam teori “collective behavior” dari Smelser.
           2.        Van Leur, dalam meneliti masuknya Hindu ke Nusantara, ia memakai/meminjam teori “Ideal type”   
                  dari Max Weber. Berdasarkan teori tersebut, Van Leur berpendapat, bahwa hindu masuk ke              
                  nusantara dibawa oleh para Brahmana, jadi bukan dibawa oleh para pedagang. Alasannya tidak ada 
                  bukti pusat  kekuasaan hindu berlokasi ditepian pesisir pantai.
  
     TUGAS INDIVIDU :
            1.        Harus menentukan topik masalah dan berikan judul kepadanya.

            2.      Tentukan sumber-sumber yang terkait dengan tema masalah tersebut, tentu saja 
                   sumber-sumber yang memiliki validitas yang tinggi.